Pekanbaru - Disaat semua sisi perekonomian kacau akibat masa Pandemi, pungli terjadi di dunia pendidikan provinsi Riau. Kamis, (02/09/21).Sehingga membuat seorang aktivis dunia Pendidikan di Riau, Wilis Handoko angkat bicara dan melaporkan dugaan pungutan liar yang terjadi di lingkungan SMK 7 Pekanbaru.Willis mendapat informasi dimana pihak sekolah memungut uang sebesar Rp 3jt dengan alasan uang baju.Oknum kepala sekolah yang bernama Remon dan Kepala Bagian Kesiswaan Indra mengutip iuran sejumlah Rp 3 jt per siswa dengan alasan yang cukup tidak logis untuk uang baju, sungguh hal ini sangat mencederai dunia pendidikan di Riau.Sebelumnya, Wilis Handoko bersama rekannya nya Sri Guslina Rahayu, Amoy dan Ester survei anak-anak yang tidak mampu yang tinggal di kawasan Meranti Pandak Rumbai untuk di mohonkan supaya bisa bersekolah di sekolah Negeri yang berada di sekitar Rumbai."Alhamdulillah dengan bantuan Kadis Pendidikan Riau Zul Ikram, SPD., MPD, anak-anak yang tidak mampu tersebut bisa bersekolah di sekolah Negeri, " ucap Willis.Akan tetapi ketika Wilis dan teman-temannya survei ke SMK 7 Pekanbaru, Ia mendapat adanya Pungli.Hal ini membuat Wilis dan rekan-rekan meradang, lalu melaporkan Remon sebagai Kepsek SMK 7 dan Indra sebagai Kepala Bagian Kesiswaan sampai ke Kejagung, Mabes Polri, Cyber Pungli Kemenkopolhukam, Staf Presiden, Kementerian Pendidikan, Polda Riau hingga Kejati Riau."Semoga hal ini merupakan kasus Pungli yang terakhir terjadi di Provinsi Riau, Riau itu kaya, masa anak-anak yang tidak mampu bukan nya di bantu malah di palak masuk sekolah, " ucap Wilis kesal.Ia dan Rekan-rekannya berharap supaya siapapun oknum yang bermain di pungli, harus di hukum dan hukum benar-benar di tegakkan tanpa pandang bulu.(Mulyadi).